CERITA PENDEK | Baginya onee-chan bukan lagi seorang kakak yang ia kagumi sewaktu kecil.
Kini baginya onee-chan adalah seorang wanita yang begitu mengangumkan dan cantik yang ia sayangi sebagaimana seorang pria menyayangi seorang wanita.
"Baguslah kalau kamu sadar," kata pria demon itu sebelum berjalan pergi.
Lukas melihat ke arah cafe itu sebelum berjalan pergi. ia akan membicarakan hal ini nanti malam dengan onee-chan tapi saat ini ia akan mundur dulu.
Ya, semuanya akan terungkap malam ini. Masa lalu onee-chan dan perasaan yang ia miliki kepada onee-channya itu.
Malam itu Lily Aurelius menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang kerjanya berkutat dengan dokumen-dokumen yang harus ia selesaikan untuk Philip.
Sebuah senyuman muncul di wajahnya ketika ia mengingat kejadian tadi siang.
Tidak seperti biasanya pria itu mengajaknya keluar untuk menikmati waktu bersama.
Harus ia akui menghabiskan waktu bersama Philip begitu menyenangkan.
Omongan yang mengalir lancar (mengingat Philip mantan kandidat Emperor of Three Realm dan ia sendiri mantan dari posisi yang mendekati posisi itu).
Philip mungkin keras dan dingin kepada orang lain tapi kepada Lily ada sebuah kelembutan dan rasa sayang tidak pernah ia akan tunjukan kepada orang lain.
Karena ia begitu mengingatkan Philip akan Sharia, adiknya yang meninggal bertahun-tahun yang lalu.
Lily sendiri senang akan perhatian Philip. Sejak kecil ia mendapat begitu banyak tekanan karena statusnya sebagai anak sulung dan ibunya yang menghilang saat ia masih delapan tahun.
Ia merasa Philip seperti kakak yang tak pernah ia miliki sejak dulu.
Kakak yang ia dambakan di masa lalu. Pikirannya terhenti ketika ia mendengar ketukan dari luar.
"Masuk saja pintunya tidak dikunci," kata Lili dengan tenang.
"Onee-chan," panggil Lukas begitu ia memasuki ruangan itu. Yuri hampir saja menjatuhkan pennya ketika ia melihat ke arah Lukas.
Ada bekas tamparan di wajahnya dan ia tahu dari merahnya bekas itu, itu masih terasa sakit.
"Lukas, apa yang terjadi?" tanyanya sambil mendekati Lukas yang berusaha tersenyum meski masih terasa denyutan di pipinya itu.
Dengan lembut Lily menelusuri luka itu dan jelas terlihat bahwa ia khawatir dan sedih akan hal itu.
Di sisi lain Lukas tersenyum akan perhatian dan kasih sayang onee-channya itu.
Betapa ia merindukannya berbulan-bulan saat ia berusaha menghindari dari onee-channya.
Berdiri sedekat itu ia bisa mencium harum wangi bunga mawar dan lili dari onee-channya dan ia betul-betul menyukai wangi itu.
"Aku putus dengan Aira dan ia kesal dengan alasanku jadi ia menamparku," kata Lukas dengan senyum kecil.
"Apa ada sesuatu yang terjadi? Kupikir kamu begitu menyanyangi Aira. tunggu di sini aku akan membawa kain dingin untuk mengompres bekasmu," kata Lily dengan wajah sedih.
Akan tetapi ia tidak bisa mengingkari ada suatu rasa di hatinya ketika mendengar hal itu.
Tidak butuh waktu lama hingga Lily mengompres bekas tamparan itu dengan lembut dan penuh perhatiaan.
Dan hal itu cukup untuk membuat Lukas tersenyum meski merasa kesakitan. "Jadi, apa yang terjadi antara kamu dan Aira?" tanya Lily dengan lembut.
"Aku.... Onee-chan, apa betul onee-chan mengenal Dean? Aku berjumpa dengannya dan ia berkata bahwa kalian saling kenal." tanya Lukas.
Seketika Lily berhenti mengompres ada sedikit rasa sedih muncul di wajahnya ketika ia menjawab dengan anggukan.
"Dan ia juga berkata bahwa adalah sebuah kesalahan bagi kakak untuk datang ke tempat ini dan aku juga adalah sebuah kesalahan. Bahwa kakak akan meningalkanku suatu saat," kata Lukas.
Seketika kain yang dipakai Lily untuk mengompres terjatuh dan ia berkata," Sama sekali tidak. Semua ini bukan kesalahan..."
"Jadi kamu tidak akan meninggalkanku, onee-chan?" lily menganguk untuk memberi jawaban sambil membiarkan jemarinya mengelus bekas tamparan itu dengan lembut.
BERSAMBUNG ...
0 comments:
Post a Comment