CERITA PENDEK | Ruangan itu tidak pernah berubah sama sekali. Yuri selalu bisa mencium harum bunga mawar dan lili secara yang berasal dari beberapa karangan bunga yang tersebar di ruangan luas itu.
Tidak ada satu pun yang berubah sejak pertama kali ia bermimpi berada di ruangan itu.
Awalnya ia mengira itu hanya karena kelelahan hingga ia memimpikan ruangan yang seperti kamar tidur dari foto-foto kamar tidur istana tapi setelah mimpi yang sama selama empat tahun ia merasa ada sebuah alasan kenapa ia kerap memimpikan hal itu tapi ia tidak mengerti kenapa.
Tidak ada hal yang bisa dibilang mencurigakan di ruangan itu. Kalaupun ada hal yang menarik perhatiannya itu adalah lukisan besar yang tergantung di ruangan itu.
Lukisan yang mengambarkan dirinya ketika masih belum berada di Selenia.
Dengan enggan Yuri Aurelius membuka kedua matanya dan membiarkan mata abu-abu birunya mencari siapa yang memangil/meneriakkan namanya hingga ia terbangun dari tidurnya.
Tidak butuh waktu lama hingga ia melihat sahabatnya, Arthur Kirkland, berdiri di sebelah tempat tidurnya dengan wajah kesal.
"Akhirnya kamu bangun juga, putri tidur. Apa kamu ingin terlambat masuk kelas dan dihukum lagi?" tanya cowok berambut pirang itu. Yuri hanya menghela nafas sebelum bangkit dari tempat tidurnya. "Sesuai perintah anda, ketua OSIS," jawab Yuri sambil berjalan menuju kamar mandinya.
Banyak orang sering bertanya-tanya bagaimana Yuri Aurelius dan Arthur Kirkland dapat menjadi sahabat baik. Yuri adalah seorang gadis yang hampir tidak menunjukkan emosi dan kelihatan bosan dengan segala sesuatu sementara Arthur begitu emosional dan mudah marah.
Kalaupun ada kesamaan mereka itu hanyalah otak mereka yang brilian dan persaingan mereka mendapat nilai tertinggi yang hingga kini didominasi gadis berambut hitam itu.
Kalau tidak karena Arthur tidak diminta untuk menunjukan Yuri isi sekolah itu saat ia baru pindah mungkin mereka tidak akan pernah menjadi teman.
Ya, walau kebanyakan murid mengangap hubungan mereka lebih dari sekedar sahabat dan merupakan sepasang kekasih. Bahkan fans mereka sendiri mengakui bahwa mereka adalah pasangan yang sangat cocok.
"Kamu kelihatan lelah, Yurihime." Yuri hanya menganguk sebagai jawaban kepada salah seorang temannya, Alfred F.Jones yang juga merupakan sepupu Arthur. "Memang apa yang terjadi antara kamu dan Arthur hingga kamu kelihatan begitu lelah?" tanya Alfred setengah bercanda.
"Dia mengomel sepanjang jalan mengenai rasa disiplin dan bagaimana aku selalu telat beberapa bulan ini dan itu bukan contoh yang baik sebagai murid teladan," jawab Yuri. Alfred hanya tertawa sebelum berkata," Ya, Itu Arthur, betul." Yuri hanya mengangguk sebelum mengalihkan pandangannya ke novel di mejanya.
Pikirannya kembali melayang ke ruangan dalam mimpinya. Tempat itu begitu tidak asing bagi dirinya.
Ia begitu serius berpikir hingga ia bahkan tidak sadar apa yang tengah terjadi. Paling tidak sampai ia merasa suara riuh dari cewek-cewek di kelasnnya. Dengan setengah malas ia mendongak dari pandangannya ke depan kelas dan ia terdiam melihat apa yang ada di sana.
Seorang murid yang tak ia kenal berdiri di sana bersama gurunya. Dengan rambut merah yang cukup panjang hingga ia mengikatnya, wajah tampan dan tubuh seperti model, tidak aneh semua gadis begitu bersemangat.
Tapi yang paling menarik perhatiaan Yuri adalah mata cowok itu. Warna keemasaan yang tidak pernah ia lihat yang kini tengah memandanganya dengan begitu lekat hingga jantungnya tiba-tiba berdetak begitu cepat.
Siapakah Dia.. Nantikan Episode selanjutnya ya.. ^_^
0 comments:
Post a Comment