CERITA PENDEK | "Nama saya Blade, Blade Rosenkrantz. Saya dan keluarga saya baru pindah dari Lunamira ke kota ini," kata Blade tanpa pernah melepaskan pandangannya dari Yuri.
Gadis berambut hitam itu sendiri tidak dapat melepaskan pandangannya dari pria itu. Ada sesuatu pada pria itu yang membuatnya merasakan kerinduan yang aneh.
"Baiklah jadi kamu boleh duduk di sebelah Yuri Aurelius. Bangku kosong satu-satunya di kelas ini," kata Pak Vargas dengan senyum ceria.
Dengan segala kekuatannya Yuri membuat dirinya berhenti memandang Blade dan kembali kepada novel itu. Apa yang ia lakukan? Selama ini ia tidak pernah bereaksi seperti ini kepada pria setampan apa pun jadi kenapa ia bereaksi seperti ini kepada murid baru.
"Sudah lama sekali, Topaz." Yuri hampir saja melonjak dari kursinya ketika ia mendengar suara itu. Jantungnya berdetak begitu cepat pada nama yang terasa tidak asing itu.
Tapi ketika ia melihat ke arah Blade, ia seakan tidak pernah mengucapkan apa pun kepada gadis berambut hitam itu.
Bel makan siang baru saja berbunyi ketika Yuri merasakan tepukan lembut di bahunya. Ia menoleh ke arah Blade dengan rasa tidak yakin apa yang di inginkan pria itu.
"Apa kamu keberatan menunjukan isi sekolah ini padaku?" tanya Blade tenang.
Ada sebagian dari dirinya yang menyuruhnya untuk menolak permintaan itu karena ia tahu ada sesuatu pada pria itu yang membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak, tapi di sisi lain sebagian dari dirinya menyuruhnya menerima permintaan itu untuk kesopanan dan rasa ingin tahu yang ia miliki terhadap pria itu.
Dan pada akhirnya ia setuju untuk membawanya keliling sekolah itu seusai makan siang.
Yuri dapat menghitung berapa kali ia berada di kantin untuk makan siang dengan jari-jari di satu tangannya saja walau hari ini diikutkan.
Biasanya ia dan beberapa sahabatnya akan makan di ruang OSIS mengingat dominan teman-temannya adalah anggota OSIS.
Dan karena itulah kedatangannya ke ruangan kantin bersama murid baru mampu membuat ruangan yang tadinya begitu ribut menjadi diam dan melihat ke arah mereka berdua.
Tanpa banyak ba bi bu Blade mengambil makanannya sementara Yuri hanya mengambil secangkir teh sebelum membayarnya dan menuju sebuah meja kosong.
Keduanya mulai makan tanpa banyak bicara. Yuri membiarkan dirinya menikmati bekal yang ia bawa sementara secara diam-diam ia mengamati pria di depannya itu.
Ada sesuatu yang begitu familiar akan Blade tapi ia tidak tahu apa itu.
Barulah ketika keduanya selesai makan ketika gadis berambut perak itu mengucapkan sesuatu. "Kenapa kamu memanggilku Topaz?" tanyanya.
"Karena itulah nama yang telah diberikan padamu oleh kedua orangtuamu. Bukan nama yang kamu gunakan sekarang," jawab Blade.
Seketika jantung Yuri berdetak cepat. Nama itu begitu familiar tapi kenapa? "Topaz," bisiknya dan itu terasa begitu natural seperti ia begitu sering mengatakannya.
0 comments:
Post a Comment